2 min read

Saya bayar, tapi kenapa tidak boleh akses?

Saya bayar, tapi kenapa tidak boleh akses?

Menggunakan koneksi Indihome saya ingin menikmati Strangers Things, serial yang kalau kamu belum nonton harus segera ditonton. Tapi karena di Indihome Netflix diblokir maka jalan lain adalah menggunakan DNScrypt atau memakai VPN. Ternyata, sudah menggunakan DNScrypt dan VPN pun masih tidak bisa untuk mengakses Netflix di Indihome. Akhirnya kembali lagi menggunakan situs streaming yang banyak tersedia plus sudah ada subtitle Indonesia nya juga.

Blokir

Itu adalah contoh bagian mana ISP atau provider internet dengan alasan bisnis ingin mengambil keuntungan dari konten over-the-top atau bisa diartikan sebagai konten yang berjalan diatas koneksi data ISP atau provider internet tersebut. Sebenarnya atas koneksi data Itu konsumen sudah membayarnya. Kecuali jika Konsumen tidak membayar atas koneksi data itu maka boleh ia bisa dianggap wajar di ISP atau provider menggunakan koneksi yang gratis itu sebagai lahan bisnis. Lahan bisnis yang dimaksud bisa berupa kerjasama konten atau mengenakan iklan jika pelanggan menggunakan koneksi data tersebut.

When ISPs start selecting which content to deliver to their users it brings up the issue of net neutrality – the principal that providers should provide equal access to the internet without prejudicing particular content. (http://www.stateofdigital.com/isp-level-ad-blocking/)

Maka kemudian lucu apabila kita sudah membayar atas layanan tersebut ternyata si penyedia layanan masih ingin lagi mendapatkan uang dari konten yang seharusnya kita bisa menikmati sepenuhnya dengan bebas apapun yang kita mau tanpa campur tangan yg ISP. Lha kita sudah bayar kok.

Akhirnya cuma gara-gara soal bisnis, seperti contohnya Netflix, lalu layanan yang diblokir. Pelanggan yang sebenarnya telah membayar layanan data, telah membayar layanan netflix , tidak bisa mengakses apa yang dimau karena diblokir.

Telkom bilang Netflix diblokir itu karena ada konten yang tidak sesuai dengan Indonesia. Itu salah banget. Pertama, konten iflix yang sudah bersama dengan Telkom isinya sama saja. Banyak pornografi banyak kekerasan. Hooq juga begitu.

Jadi omong kosong kalau alasannya merupakan kontennya tidak pantas untuk Indonesia. Intinya adalah ISP ingin penyedia konten membayar jaringan yang mereka gunakan. Padahal si pengguna sendiri sudah membayar ke ISP.

Menurut saya jika ingin mengambil uang lebih harus ada kompensasinya. Contohnya pengguna mendapat akses data gratis bila ISP mendapatkan uang dari ketika konten yg kita bayar. Okelah mungkin terlalu ekstrim kalau gratis namun ada pembagian paket data misal sekarang rata-rata untuk 2 gb didapat dengan iang Rp50.000 tanpa memperhitungkan bonus kuota. Dengan adanya kerjasama konten maka konten yang tidak bekerjasama diblokir ditambah ada iklan, harga yang 2 giga tadi Rp50.000 menjadi misalnya menjadi Rp15.000 atau Rp20.000 pasti mau kok karena lebih murah.

Untuk yang tidak mau kontennya diblokir atau kena iklan maka bisa membayar lebih mahal misal Rp50.000 menjadi Rp70.000 tapi dipastikan tidak ada konten yang diblokir tidak ada iklan over-the-top. Saya sendiri tidak masalah, asal saya bisa akses semua konten semau saya sendiri.

Bagaimana menurut kamu? Mention saya di Twitter atau komentar di bawah.