Jangan menjadi fanboy
Fanboy menurut Merriam-Webster (n.d. Web. 21 Oct. 2016) adalah ‘a boy or man who is an extremely or overly enthusiastic fan of someone or something’. Terjemahannya kira-kira begini ‘laki-laki atau pria yang merupakan penggemar sangat atau terlalu antusias dari seseorang atau sesuatu’.
Menjadi fanboy bakal bikin susah sendiri. Bener. Ketika produk yang kamu puja-puji ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi dan orang lain menganggap itu kelemahan maka kamu akan berusaha untuk menutupi hal itu.
Ngga capek kaya gitu?
Menggunakan suatu produk adalah suatu preferensi masing-masing orang. Subjektif. Pandangan orang terhadap suatu produk tidak akan sama satu sama lain. Pandangan satu orang bagus bisa dipandang oleh orang lain tidak bagus.
Produk dari suatu produsen juga tidak akan selalu bagus. Kadang mengeluarkan produk bagus kadang mengeluarkan produk jelek. Kalau kita terpaku menjadi fanboy pada suatu perusahaan masa iya kita akan menerima jika perusahaan ini mengeluarkan suatu produk jelek? Kalau iya berarti kamu fanboy.
Sebagai konsumen kita itu sebetulnya gampang. Pilih produk yang menurut kamu bagus. Kalau tidak bagus cari produk lain. Jangan membeli produk yang menurut kamu jelek tapi karena suka sama produsennya jadi tetap dibeli. Akhirnya tetap aja produk jelek.
Begitu pula bila kita membeli produk yang bagus dari perusahaan tertentu, jangan mencela atau mengejek produk sejenis dari perusahaan lain. Bisa saja menurut orang lain produk perusahaan lain itu bagus juga. Ingat, subjektif, preferensi nya beda.
Jadi fanboy itu rugi. Sudah deh, hidup dalam pilihan itu enak. Suka ya dipilih, ngga suka ya jangan dipilih. Tanpa membanggakan, tanpa mencela.