2 min read

Beberapa kesalahan dalam penggunaan QRIS oleh merchant/toko

Beberapa kesalahan dalam penggunaan QRIS oleh merchant/toko

1. Pakai banyak pengakuisisi/bank/dompet digital.

Dengan menggunakan QRIS, merchant tidak perlu menyediakan banyak kode QR untuk setiap pengakuisisi atau dompet digital yang ingin digunakan oleh pelanggan.

Cukup dengan menyediakan satu kode QRIS atau merchant PAN, pelanggan dapat menggunakan pengakuisisi atau dompet digital yang mereka miliki untuk membayar produk atau layanan yang ditawarkan oleh merchant.

Ini akan memudahkan proses pembayaran bagi pelanggan dan merchant, serta meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan dalam transaksi.

https://twitter.com/harmanwardani/status/1437404728263016450

2. Sudah ada EDC tapi menggunakan papan terpisah buat menampikan kode QRIS

Dengan menggunakan EDC yang sudah terintegrasi dengan fitur QRIS, merchant tidak perlu lagi menggunakan papan terpisah atau perangkat tambahan untuk menampilkan kode QRIS. Cukup dengan menampilkan kode QRIS di layar EDC, pelanggan dapat membayar dengan menggunakan pengakuisisi atau dompet digital yang mendukung QRIS.

Selain lebih praktis, penggunaan EDC yang sudah terintegrasi dengan QRIS juga akan mempermudah proses transaksi bagi pelanggan dan merchant, karena transaksi dapat diproses secara otomatis sesuai dengan approval dari EDC.

https://twitter.com/esb_indonesia/status/1565525244713938944

3. Pakai papan kode QRIS manual tapi ponsel untuk notifikasi transaksi tidak dipegang kasir Pernah transaksi QRIS tapi minta buktinya di foto atau kirim WA?

Dengan menggunakan papan kode QRIS manual, merchant harus terus memantau transaksi yang terjadi untuk memastikan bahwa setiap transaksi berhasil dilakukan dengan benar. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi merchant jika ponsel atau sistem yang digunakan untuk mengecek notifikasi transaksi tidak selalu dipegang oleh kasir.

Ada kemungkinan transaksi yang gagal atau terjadi penipuan yang tidak terdeteksi, sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi merchant. Oleh karena itu, lebih disarankan untuk menggunakan EDC yang sudah terintegrasi dengan fitur QRIS, sehingga transaksi dapat diproses secara otomatis sesuai dengan approval dari EDC dan tidak perlu terus-menerus memantau transaksi secara manual.

4. Ini akibat juga karena nomor 1, penggunaan QRIS tidak perlu spesifik ditanya “bayar QRIS nya pakai apa kak?”

Ingat QRIS itu bisa diterima dari mana saja, tidak perlu ditanya sumbernya dari mana. Hal ini dapat menyebabkan pelanggan merasa bingung dan tidak yakin dengan metode pembayaran yang digunakan ketika melakukan transaksi.


Semoga bisa membantu merchant menghindari hal2 yang tidak diinginkan ketika menerima pembayaran dengan QRIS. QRIS itu memudahkan banget bagi konsumen, tapi jangan membuat merchant rugi. Oke!