3 min read

Tidak ada game yang sesuai untuk semua orang.

Tidak ada game yang sesuai untuk semua orang.

Apapun game kamu, yang penting bikin kamu terhibur

Ketika ada game Spider-Man: Miles Morales - Wikipedia baru atau Ratchet & Clank: Rift Apart saya tidak begitu bersemangat untuk mencari tahu beritanya atau membelinya.

Marvel's Spider-Man: Miles Morales (PS5)

Namun ketika Humankind atau Football Manager akan rilis bisa membuat saya untuk cari info sana sini tentang game itu dan mungkin beli dan memainkannya di kemudian hari.

Great news—#HumankindGame will be available DAY ONE on @XboxGamePassPC! 🔥 🔥 pic.twitter.com/JHHmAdfOpRAugust 9, 2021

Orang pada tidak suka ketika Cyberpunk 2077 rilis. Banyak yang bilang game itu begitu buruk dan banyak bug. Namun bagi saya game itu masih nyaman untuk dimainkan dan seru. Bug memang ada tapi masih bisa dinikmati sampai akhirnya saya bisa menamatkannya.

Cyberpunk 2077

Teman saya @FajarIkhwanul sangat suka bermain game-game yang tingkat kesulitan yang tinggi seperti Sekiro: Shadows Die Twice, Bloodborne, Dark Souls. Bahkan Returnal yang bikin stress banyak orang bisa diselesaikan dengan mudah sama dia.

Sekiro-Shadows-Die-Twice-120618-003

Kalau saya harus memainkan game-game itu bisa-bisa saya bukan bermain game untuk menjadi senang, tapi makin stress. Hal berbeda bagi om Fajar, malah game seperti itu yang bikin dia tertarik dan semangat untuk menamatkannya, walau disisi lain dia juga ngga suka dengan game puzzle dan stealth.

"Definisi kesenangan buat orang berbeda, ada yg terhibur ditakut-takutin oleh film horor, ada yg benci, ada yg menikmati. Makanan dengan level kepedasan tertinggi ada juga suka yg suka manis. Kesenangan buat masing-masing orang kadang ditemukan di tempat yg orang lain ga suka... and its fine", kata om Fajar.

Lain lagi dengan @andirisbani, dia adalah tipe gamer yang suka dengan game RPG macam Final Fantasy. Bahkan dengan game-game lama di Nintendo 3DS

Dragon Quest XI 16k

Game RPG classic macam FInal Fantasy itu bagi saya merupakan genre game yang bisa membuat saya tertidur ketika memainkannya. Berbeda tentunya bagi om Andi, malah kompleksitas game seperti itu membuat penasaran. Pelan-pelan menikmati jalan ceritanya.

Om Andi menambahkan, "Saya lebih suka pengertian sederhana nya saja pak. Gamer= orang yang memainkan game. Tidak perlu menjadi ahli untuk menjadi seorang gamer. Tidak perlu harus ratusan jam memainkan game itu dulu untuk menjadi gamer. Cukup menikmati apa yang ada di depan kita dan kita senangi. Action, RPG, platformer, RTS, atau apapun itu, itu cuma bentuk makanan lain untuk mata dan otak. Jadi? Seleramu ya seleramu dan yes, saya sepakat, tidak ada game yang sesuai untuk semua orang."

Game room

Survey di US pada tahun 2015 [1], 34% dari orang yang di survey mengatakan bahwa "Video game adalah bentuk hiburan yang lebih baik daripada menonton TV". Jadi game bagi sebagian orang adalah untuk hiburan, baik itu game susah atau game mudah.

Definisi hiburan bagi masing-masing orang tentunya akan sangat subjektif.


Jadi menurut saya, om Fajar, dan om Andi, bukan berarti suatu game itu harus dimainkan untuk semua orang untuk membuktikan bahwa untuk menjadi gamer. Bukan berarti seorang gamer harus bisa main game yang susah atau genre tertentu.

Tidak mengapa tidak suka game yang populer. Tidak mengapa tidak suka game yang susah. Karena cara orang untuk menikmati game sebagai hiburan itu berbeda kembali ke masing-masing.

Ada komentar atau masukan? silahkan lewat Discord devilpenakut atau lewat Twitter.


Americans' thoughts about video games | Pew Research Center ↩︎