1 min read

Indonesia dan Layanan Streaming Musik

Bangga, ketika musik-musik Indonesia bisa masuk ke layanan streaming musik yang merupakan karya bangsa lain. iTunes, Spotify, Deezer, Guvera bukan merupakan layanan musik yang berasal dari dalam negeri. Namun banyak album dan single dari artis dalam negeri menampilkan karyanya disana. Terakhir Musikator berhasil menjalin kerjasama dengan Spotify yang membuat karya dari Burgerkill, Seringai, Pure Saturday, atau Endank Soekamti bisa didengarkan dimana saja dan tidak perlu menggantungkan dari layanan aneh bernama RBT.

Namun, tidak semuanya sadar, masih ada artis yang karyanya enggan dimasukkan ke layanan musik digital ini dan menggantungkan pada penjualan album fisik dan *ehem* RBT. Kenapa begitu?

Layanan Streaming Musik Tidak Meyakinkan

Iya, dulu. Sekarang sudah berubah, layanan digital dibuat sedemikian rupa sehingga susah untuk orang ‘membajak’ hasil karya digital itu. Kecuali orang itu niat banget buat merekam dari layanan online lalu disimpan dalam format digital -dimana sama dengan mendengarkan dari radio dan direkam. Penghasilan artis dari penjualan di ranah digital dari berbagai survei terus naik, jadi kenapa tidak yakin?

Tidak Ada Akses ke Layanan Digital

Ada akses atau tidak itu tergantung pada kemauan untuk mencari. Toh seperti Musikator yang bukan label seperti Sony Music/Universal/Warner saja bisa masuk ke Spotify. Bahkan sebenarnya artis perseorangan pun bisa masuk ke layanan digital ini dengan menggunakan aggregator (contohnya untuk Spotify) yang akan mengurus segala sesuatu hingga musik itu bisa dinikmati di layanan digital.

Penghasilan Akan Berkurang

Jaman berubah. Akhirnya penjualan fisik juga akan berkurang. Tidak ada salahnya mendapatkan hasil sedikit sekarang daripada tidak dapat apa-apa nantinya. Seperti yang telah saya sebutkan tadi, penghasilan dari digital terus meningkat, dengan doa dan pelet pasti penghasilan akan meningkat lagi.

Tidak Ada yang Mendengarkan

Mungkin Spotify belum mempunyai banyak pengguna disini, namun disini sudah ada Deezer, Guvera dan jangan lupakan Melon nya Telkom. Pengguna sudah mulai berkembang. Saat ini dalam tahap sedikit yang mendengarkan melalui streaming. Tapi nanti? Bakal banyak, siapa sih yang ngga mau denger musik dengan cara yang mudah?

Alasan-alasan tadi jika dilihat lebih merupakan keengganan artis untuk mendapatkan pasar yang lebih luas dengan sedikit usaha. Saya sebagai pendengar hanya bisa menyarankan orang untuk mau mendengarkan melalui layanan streaming. Tapi jika setelah yang saya ajak itu mau untuk menghargai artis mereka dengan tidak download bajakan namun lagu yang mereka cari tidak ada, itu sudah tanggung jawab artis.