1 min read

Piye kabare? Enak zamanku tho?

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan di tabloid Sinyal

Gambar ikonis mantan presiden (alm) Soeharto itu beserta tulisannya sekarang bisa dilihat di mana-mana. Kebanyakan ada di belakang bak truk, atau di sampingnya. Pada awalnya saya merasa setuju dengan kalimat pertanyaan ini, namun semakin ke sini pertanyaan tersebut saya rasa sangat salah.

Bagi sebagian orang mungkin pertanyaan ini ada benarnya, di mana saat itu orang-orang tersebut merasakan kenyamanan-kenyamanan pada saat zamannya. Kenyamanan apa itu? Bisa berupa kemudahan, penghasilan, atau hal-hal yang dirasakan lebih baik dari masa sekarang.

Namun bagi saya, saat ini adalah saat yang terbaik. Kenapa? Pertama saya sudah dewasa. Yup. Dewasa. Kedewasaan itu enak. Kedewasaan itu bebas. Kedewasaan itu penuh tanggung jawab. Pada saat zaman itu, saya masih anak-anak, yang masih berharap sesuatu kepada orang lain (orang tua). Saat ini apa yang saya mau asal saya mau berusaha bisa didapatkan. Dan itu enak. Menurut saya.

Bukan. Bukan tentang album ini.

Bukan. Bukan tentang album ini.

Kedua, internet. Coba ketika zaman itu. Saya ingat ketika pertama kali mengakses internet menggunakan Telkom@instan dengan suara modem yang khas. Suaranya (tidak) mengganggu, tapi kecepatan koneksinya yang sungguh mengganggu. Maksimal 56 kbps!!! Bayangkan dengan kecepatan saat ini, 256 kbps aja sudah dirasa lambat, minimal 512 kbps untuk merasakan browsing yang “normal”. Bahkan operator/ISP saat ini gencar mengiklankan kecepatan internet mbps.

Kangen suaranya?

Kangen suaranya?

Dengan dua alasan tersebut, zaman sekarang menurut saya lebih enak, bagaimana menurut Anda?