2 min read

Intrusive Ads

Intrusive Ads

“Masak, kita yang bangun (jaringan) tapi mereka yang dapat uang. Kalau kita tidak invest kan OTT juga tidak dapat akses,”


Itu keluhan Presiden Direktur XL Axiata (waktu itu) Hasnul Suhaimi ketika berbicara dalam Forum Indotelko di Balai Kartini, Jakarta (11/12/2014) dan beberapa setelahnya oleh petinggi ‘pembangun jaringan’ terkait dengan OTT yang dapat uang tapi pemilik jaringan ‘tidak mendapat apa-apa’

Terkait dengan intrusive ads atau iklan yang menumpang ketika pelanggan sedang browsing pada layanan OTT. Iklan tersebut ditampilkan karena menggunakan pemilik jaringan internet yang pelanggan pakai.

Please jangan bilang ISP atau operator yang mengatakan dirinya ‘pembangun jaringan’ tidak dapat apa-apa. Pelanggan itu membayar layanan data. Bukan gratis. Kenapa sudah bayar tapi tetap ada iklan? Kurang uang nya? Kalau kurang kok kasi harga segitu?

daae414a5c87b421fded7e3509fe003a

Logika

Logika saya begini, saya punya jalan. Orang yang mau lewat jalan itu harus bayar ke saya. Terserah dia mau naik sepeda motor, mobil, bus, atau bahkan truk. Karena tergantung kendaraan yang dipakai bayarnya juga beda. Lalu, ada pemakai jalan pilih naik bus. Untuk bisa naik bus itu pemakai jalan bayar ke penyewaan bus. Sebagai pemilik jalan boleh dong lewat jalan saya asal bayar sesuai tarif bus. Saya tidak mungkin protes ke pemakai bus itu bahwa bus itu tidak boleh lewat karena saya tidak dapat apa-apa dari uang sewa bus itu. Apa urusannya? Sudah bayar untuk jalan nya kok.

Kecuali jalan itu saya gratis kan. Boleh dong saya pasang iklan sepanjang jalan yang saya punya. Atau minta bagian bila kendaraan yang lewat sewa dari pihak lain.

Entah logika apa yang dipakai para ‘pembangun jaringan’ itu.


Sampai sekarang beberapa operator masih menerapkan intrusive ads ini. Walau ada beberapa yang mengatakan itu optional, dalam arti bisa dihapus, tapi ada pula yang menganggap itu hal wajar *ehem*Telkom*ehem*.

Bagaimana menurut teman? Silakan komentar atau mention saya di @devilpenakut